Robert Enke
 ADA
pelajaran penting di balik kematian kiper Jerman, Robert Enke, beberapa
waktu lalu. Popularitas ternyata tak menjamin kebahagiaan. Berbagai
persoalan hidup terus saja menghajarnya. Karena tak kuat menanggung
beban, dia memilih bunuh diri. Enke bukan satu-satunya tokoh dari kalangan sepak bola yang kehilangan nyawa dengan tragis.
Justin Fashanu
 Pada
1998, Justin Fashanu tewas gantung dri. Mantan pemain Manchester City
era 1990-an itu nekat melakukannya karena dia tidak kuat dengan anggapan
negatif terhadapnya. Sebelum tewas,
Fashanu dituduh mencabuli anak berumur 17 tahun. Itu dilakukannya usai
menenggak minuman keras di apartemennnya. Tuduhan itu makin kuat ketika
banyak bermunculan pemberitaan soal Fashanu yang bergabung di komunitas
homoseksual.
Sergio Lopez Segu

Sergio
Lopez Segu tewas secara tragis. Pada 4 November 2006, dia menabrakkan
diri ke sebuah kereta api yang berjalan cepat. Nyawanya melayang
seketika. Dia tewas di umur 39 tahun. Mantan
gelandang Barcelona era 1990-an tersebut nekat melakukannya karena tak
kuat menahan cobaan hidupnya. Pemain yang sukses mengantarkan Barcelona
menjuarai Piala Winners 1989 itu memang pensiun dini karena cedera
lutut. Ini membuatnya depresi berat. Ditambah lagi pernikahannya gagal.
Paul Vaessen
 Agustus
2001, sepak bola Inggris dihebohkan dengan tewasnya Paul Vaessen,
Pemain Arsenal itu bunuh diri di bak mandi dengan cara mengonsumsi
heroin hingga over dosis. Sebelumnya dia sempat ditangani oleh
psikiatris, tapi gagal. Perjalanan kaier
pencetak gol kemenangan Arsenal ke gawang Juventus pada semifinal Piala
Winners 1980 itu memang menyedihkan. Di musim pertamanya, dia memesona.
Namun, di musim-musim berikutnya dia rentan cedera.
Asgotino Di Bartolomei
 Kematian
legenda AS Roma, Agostino di Bartolomei, juga menyedihkan. Pada 30 Mei
1994, dia menembak dirinya tepat di jantung. Diduga, Bartolomei bunuh
diri karena depresi. Dugaan penyebab
depresi bermacam-macam. Diperkirakan dia tak kuat dengan bebam ekonomi
yang mengimpit. Ada juga yang menduga dia tidak siap ketika pensiun dari
sepak bola. Kehidupannya berakhir
mengenaskan. Selama aktif sebagai pemain, sepak terjang Bartolomei
memang meyakinkan. Dia punya andil besar mengantarkan Roma merebut
scudetto pada 1983. Tapi, setelah itu kariernya meredup dan sederet
masalah pribadi terus-terusan mengganggunya.
Sandor Kocsis
 Sandor
Kocsis adalah striker hebat Barcelona di kurun waktu 1958-1965. Pada 22
Juli 1979, saat berumur 49 tahun, dia meninggal dunia. Sampai saat ini,
banyak yang percaya dia tewas karena bunuh diri dengan cara menjatuhkan
diri dari lantai empat di sebuah rumah sakit. Namun, ada juga yang
memberitakan murni kecelakaan. Menjelang
akhir hayatnya, kesehatan Kocsis memang menurun drastis. Striker yang
punya julukan Golden Head ini menderita kanker perut dab leukimia.
Diduga, karena sulit menyembuhkan dua penyakit itu, Kocsis stres lalu
bunuh diri.
Juan Gamper
 Juan
Gamper adalah aktor penting di balik lahirnya Barcelona. Pria kelahiran
Swiss ini juga presiden pertama klub asal Spanyol tersebut. Selama
menjadi presiden, Barcelona dibawanya meraih beberapa gelar, di
antaranya 11 Championnat de Catalunya dan enam Copa del Rey. Gamper
sangat menyokong nasionalisme Catalan. Akibatnya, pria yang juga
pendiri klub asal Swiss, FC Zurich ini pun diusir keuar dari Spanyol.
Karena tak kuat dengan perlakuan tersebut, Gamper bunuh diri.
Matthias Sindelar
 Matthias
Sindelar adalah salah satu pemain besar yang pernah dilahirkan Austria
di era 1930-an. Tapi perjalanan hidupnya tragis. Kematiannya masih
kontroversial. Ada yang bilang bunuh diri, namun ada juga yang menyebut
dibunuh secara "halus". Pada 23 Januari
1939, Matthias Sindelar bersama pacarnya, Camilla Castagnola ditemukan
tewas di sebuah apartemen di Wina, Austria. Kematiannya diduga akibat
keracunan kabon monoksida dari pemanas yang bocor. Dugaan lain, rezim
Nazi terlibat karena saat itu Sindelar menolak bermain mewakili Jerman.
http://unikboss.blogspot.com/2010/10/tokoh-tokoh-sepakbola-yang-mati-bunuh.html
|